Anemia atau kekurangan sel darah merah merupakan kondisi yang banyak dialami terutama oleh kaum wanita.
Dilansir dari laman The Health Site , sebuah data laporan analisis independen, menyebutkan, mayoritas wanita yang berusia 18 sampai 45 telah terdeteksi dengan berbagai tipe anemia, termasuk anemia kronis.
Orang yang memiliki risiko tinggi untuk terkena anemia adalah wanita yang baru melahirkan atau wanita hamil. Meski begitu, tidak hanya wanita yang berpotensi terkena anemia, faktanya orang-orang dengan diet malnutrisi, khususnya kekurangan zat besi, juga memiliki resiko terkena anemia.
Selain itu, jika Anda sering mendonorkan darah kemungkinan Anda memiliki risiko anemia pun masih ada. Risiko anemia juga mengintai bayi dan anak-anak, terutama yang lahir prematur.
Jika Anda seorang vegetarian dan kekurangan asupan zat besi dalam makanan Anda (atau mengganti daging dengan makanan yang mengandung zat besi), maka risiko menderita anemia lebih meningkat.
Defisiensi besi dan kehamilan adalah dua dari penyebab anemia ringan dan sedang, beberapa kasus anemia berat mungkin memiliki penyebab serius, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup Anda. Di antaranya termasuk kondisi seperti talasemia beta, anemia makrositik dan penyakit kronis lainnya.
Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa 8,4 persen sampel menunjukkan talasemia beta, kelainan genetik yang serius, sebagai penyebab anemia. Dalam kasus tersebut, tes skrining menjadi sangat penting karena kondisinya turun-temurun dan anak-anak dengan talasemia beta mungkin gagal berkembang dan tumbuh normal.
Oleh karena itu, akan lebih baik bagi setiap wanita untuk menjalani pemeriksaan menyeluruh dan mencari bantuan medis profesional jika gejalanya menunjukkan anemia.