Home / Internasional / Kabut Asap Menyertai Beijing dalam Menyambut Tahun Baru 2017

Kabut Asap Menyertai Beijing dalam Menyambut Tahun Baru 2017

Polusi udara di Cina utara begitu berat selama akhir pekan ini sampai-sampai pihak berwenang pada hari Minggu membatalkan puluhan penerbangan di bandara utama Beijing dan menunda keberangkatan bus dari ibukota ke kota tetangga, seperti yang dinyatakan oleh bandara setempat.
Di selatan Beijing saja, di kota metropolis Tianjin, lebih dari 200 penerbangan dibatalkan di bandara setempat karena minimnya visibilitas serta beberapa rute bus dan jalan raya ditutup karena kabut asap, menurut pemerintah kota, seperti yang dilansir Reuters.

Tingkat ketebalan asap cenderung memuncak di provinsi utara China selama bulan-bulan musim dingin. Warga menggunakan batu bara lebih banyak untuk memanaskan rumah mereka yang dingin, mengisi langit dan udara mereka dengan partikel kecil yang disebut partikulat yang dapat merusak paru-paru dan jantung.

Sebagian besar utara China berselimutkan kabut asap pada pertengahan Desember, membuat para pejabat memutuskan untuk memerintahkan ratusan pabrik dan sekolah untuk ditutup. Ratusan penerbangan Beijing dibatalkan dan pengendara di jalan di 23 kota diminta untuk mengemudi di lain hari untuk mengurangi emisi.
Kedutaan Amerika Serikat di Beijing, yang mengukur kualitas udara di sekitar areanya mencatat konsentrasi emisi hampir mencapai 600 mikrogram pada hari Minggu sore. Indeks kualitas udara pemerintah kota sendiri menunjukkan angka yang lebih rendah, namun masih pada level berbahaya, memuncak di bawah angka 500, seperti apa yang dilaporkan oleh South China Morning Post.

Tim Greenpeace di Asia Timur memperkirakan bahwa sekitar 460 juta orang di China terkena polusi udara yang berbahaya pada tahun 2016. Tapi organisasi yang berkutat di permasalahan lingkungan tersebut mengatakan bahwa pihaknya tetap berharap agar para pemimpin Cina dapat cepat menyelesaikan masalah kabut asap yang melumpuhkan bangsa tersebut.

China sendiri telah menginvestasikan lebih banyak uang daripada bangsa lain di pembangkit listrik tenaga angin, PLTS dan proyek-proyek energi terbarukan lainnya sebagaimana China berusaha untuk memberhentikan negaranya dari menggunakan pembangkit listrik tenaga batu bara yang sangat berpolusi, menurut kabar dari Bloomberg New Energy Finance. Peraturan-peraturan juga mulai menindak dari sektor manufaktur China yang sangat besar.
“Tidak dapat disangka saat melihat ke luar jendela, suasana terlihat seperti film Mad Max, tapi situasinya sedang membaik,” ungkap Zhang Kai, juru kampanye iklim dan energi Greenpeace, melalui tulisannya pada sebuah posting blog pada 20 Desember.

About Trend Indonesia