PT Cargill Indonesia terus meningkatkan produksi pabrik kakao. Perusahaan multinasional yang memilikik pabrik kakao di Gresik, Jawa Timur ini menargetkan produksi kakao mencapai 56.000 ton, atau 80% dari total kapasitas produksi sebesar 70.000 metrik ton per tahun.
Corporate Affairs Director PT Cargill Indonesia Arief Susanto mengatakan, sejak membangun pabrik kakao tersebut pada tahun 2015, pihaknya terus meningkatkan produksi kakao. Pada 2016, Arief bilang, produksi kakao Cargill telah mencapai 60% dari kapasitas produksi atau sebesar 42.000 ton.
“Saat ini memang ada sedikit kendala karena menurunnya pasokan bahan baku dalam negeri,” ujar Arief kepada KONTAN, Selasa (20/6).
Arief mengatakan, untuk mengantisipasi penurunan pasokan bahan baku, pihaknya menjalin kerja sama dengan para petani kakao dengan memberikan pelatihan. Program pelatihan penanaman kakao ini akan terus ditingkatkan agar minat dan keahlian petani untuk menanam kakao terus bertambah.
Untuk menutupi kekurangan bahan baku kakao, Cargill mengimpor sekitar 30% bahan baku. Impor bahan baku ini juga sekaligus untuk mendapatkan rasa yang berbeda karena akan dicampur dengan biji kakao lokal. Sementara 70% bahan baku industri kakao Cargill masih mengandalkan biji kakao dalam negeri.
Produk olahan kakao perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini lebih banyak diekspor dibandingkan dijual di dalam negeri. Karena permintaan kakao di pasar ekspor masih tinggi dan Cargill memiliki banyak jaringan sehingga memudahkan dalam hal pemasaran.
Sumber Kontan