Home / Ekonomi / Bisnis / Baru tiga pegadaian swasta yang berizin

Baru tiga pegadaian swasta yang berizin

Otoritas Jasa Keuangan melansir dari 462 usaha gadai swasta di Indonesia, baru tiga usaha yang memperoleh izin dan enam perusahaan lainnya berstatus terdaftar, padahal ketentuan wajibnya pendaftaran dan perizinan tersebut sudah dikeluarkan sejak Juli 2016.

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank OJK, Firdaus Djaelani, di Jakarta, Senin, mengingatkan ratusan pegadaian swasta segera mendaftar, dan selanjutnya mengajukan izin ke OJK.

OJK juga meminta masyarakat hanya menggunakan jasa gadai berizin atau setidaknya terdaftar di OJK. “Karena perusahaan gadai swasta yang terdaftar itu yang kegiatannya diawasi, dan memberikan laporan ke OJK,” ujar dia.

Dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 31/POJK.05/2016, otoritas meminta usaha pegadaian swasta untuk mendaftar paling lambat dua tahun setelah POJK tersebut diterbitkan atau pada tenggat waktu 29 Juli 2018.

Setelah terdaftar, pegadaian swasta wajib memohon izin usaha paling lambat tiga tahun sejak peraturan tersebut diundangkan atau pada 29 Juli 2019.

Menurut Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non- Bank OJK, Edy Setiadi, tiga gadai swasta yang sudah berizin adalah PT HBD Gadai Nusantara, PT Gadai Pinjam Nusantara, dan PT Sarana Gadai Prioritas.

Ketiganya berlingkup usaha di DKI Jakarta. Dengan demikian, ketiga usaha gadai swasta tersebut sudah memenuhi batas modal minimum lingkup usaha propinsi sebesar Rp2,5 triliun.

Syarat perizinan usaha gadai ini hanya berlaku untuk swasta. Bagi usaha gadai plat merah, di antaranya PT Pegadaian (Persero), dibebaskan dari syarat perizinan, karena telah lama beroperasi di Indonesia.

Sedangkan enam usaha gadai yang sudah terdaftar di OJK adalah KSP Mandiri Sejahtera Abadi, KSP Dana Usaha, PT Rimba Hijau Investasi, Mitra Kita, PT Mas Agung Sejahtera, dan PT Surya Pilar Kencana.

“Bagi masyarakat dapat melihat status sudah terdaftar atau berizin dari perusahaan gadai itu di keterangan di kantor perusahaan gadai, karena perusahaan gadai wajib mencantumkan statusnya yang telah terdaftar atau beizin,” ujar dia.

Dalam POJK tersebut, otoritas mengencangkan peraturan bagi usaha pegadaian swasta, terutama untuk memperoleh izin.

Di antaranya, OJK mewajibkan pegadaian swasta berbadan hukum dan memiliki modal disetor minimal Rp500 juta untuk lingkup usaha kabupaten/kota dan Rp2,5 triliun untuk propinsi.

Namun jika pegadaian swasta belum mampu memenuhi persyaratan untuk mendapatkan izin, OJK meminta pegadaian swasta untuk mengajukan permohonan terdaftar terlebih dahulu. Setelah terdaftar, pegadaian swasta wajib mengajukan permohonan izin paling lambat 29 Juli 2019.

Setijadi menampik hal ini karena OJK minim sosialisasi tentang POJK itu.

“Kami sudah lakukan beberapa sosialisasi, seperti di Semarang, Bandung, Medan, dan Surabaya. OJK juga telah beberapa kali berdialog dengan pegadaian swasta, dan mengadakan bimbingan atau pelatihan kepada pegadaian swasta,” ujarnya.

 

Sumber :AntaraNews

About Trend Indonesia