Pada tanggal 6 Mei 2024, Israel secara resmi menutup kantor berita Al-Jazeera di Yerusalem. Penutupan ini dilakukan dengan alasan keamanan dan tuduhan bahwa Al-Jazeera mendukung terorisme.
Kronologi Penutupan Kantor Al-Jazeera
- Pukul 5 pagi waktu setempat: Pasukan Israel menyerbu kantor Al-Jazeera di Yerusalem dan menyita peralatan jurnalistik.
- Pukul 6 pagi waktu setempat: Jurnalis Al-Jazeera diusir dari kantor dan dilarang memasuki kembali.
- Pukul 10 pagi waktu setempat: Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan penutupan permanen kantor Al-Jazeera di Yerusalem.
Pemerintah Israel menuduh Al-Jazeera mendukung terorisme dan menyebarkan propaganda Hamas. Tuduhan ini didasarkan pada beberapa hal, antara lain:
- Liputan Al-Jazeera tentang konflik Israel-Palestina: Israel menganggap liputan Al-Jazeera bias terhadap Palestina dan memicu kebencian terhadap Israel.
- Wawancara Al-Jazeera dengan anggota Hamas: Israel menganggap Al-Jazeera memberikan platform kepada kelompok teroris Hamas.
- Penggunaan kata-kata “teroris” dan “musuh” oleh Al-Jazeera dalam mengacu pada tentara Israel: Israel menganggap kata-kata ini provokatif dan berbahaya.
Tanggapan Al-Jazeera
Al-Jazeera membantah semua tuduhan yang dilayangkan oleh Israel. Al-Jazeera menegaskan bahwa mereka adalah organisasi berita independen dan profesional yang berkomitmen untuk melaporkan fakta. Al-Jazeera juga mengecam penutupan kantor mereka sebagai pelanggaran terhadap kebebasan pers dan upaya untuk membungkam suara kritis.
Penutupan kantor Al-Jazeera di Yerusalem dikecam oleh berbagai pihak, termasuk organisasi jurnalistik, kelompok hak asasi manusia, dan negara-negara Barat. Penutupan ini dianggap sebagai pelanggaran terhadap kebebasan pers dan upaya untuk membungkam suara kritis.
Penutupan kantor Al-Jazeera juga dikhawatirkan akan berdampak negatif pada jurnalisme di wilayah tersebut. Jurnalis Al-Jazeera di Yerusalem telah menjadi korban intimidasi dan kekerasan selama bertahun-tahun, dan penutupan kantor ini dapat memperburuk situasi.