Pada hari senin (2/10/17) telah diadakan rapat kabinet paripurna yang dilaksanakan di Istana Negara. Rapat yang dipimpin oleh presiden, Joko Widodo, secara langsung ini mendapat banyak sorotan tentang pesan presiden yang disampaikanya kepada para anggota kabinet. Dalam rapat tersebut, yang paling mendapat sorotan adalah pesan presiden untuk tidak membuat gaduh.
Salah satu kutipan pesan Jokowi adalah “Sebagai kepala pemerintahan, sebagai kepala negara, sebagai panglima tertinggi angkatan darat laut dan udara, saya ingin perintahkan kepada bapak ibu saudara sekalian, fokus pada tugas masing-masing.”
Dalam pesan tersebut tersirat pesan yang kuat kepada instansi yang terkait yaitu TNI. Mengingat saat ini terjadi polemik tentang impor senjata yang merupakan isu yang dilempar oleh Gatot Nurmantyo selaku Panglima TNI. Kegaduhan muncul karena pernyataan Gatot Nurmantyo karena tidak melaporkan temuan langsung impor senjata kepada Presiden selaku Panglima Tertinggi di Indonesia, namun justru dalam pertemuan purnawirawan yang diliput oleh banyak media. Mengingat laporan tersebut didapatnya dari Badan Intelijen Negara, seharusnya bersifat rahasia. Tak hanya itu, Panglima TNI, tersebut juga mengatakan akan menyerbu pihak yang membeli senjata tersebut.
Pesan presiden ini tentu saja dapat diartikan sebagai teguran halus, mengingat pada rapat kabinet paripurna tersebut Gatot Numantyo selaku Panglima TNI dan Tito Karnavian selaku Kapolri Jendral menghadiri agenda tersebut. Selain meminta untuk tidak “gaduh”, presiden berpesan untuk setiap lembaga dan kementrian untuk saling bersinergi agar stabilitas ekonomi dan politik stabil. Beberapa ahli melihat dibalik kegaduhan ini terdapat kepentingan politik.
Masalah tentang tahun politik pada tahun 2018, presiden juga memberikan pesan khusus kepada jajaran kabinetnya.
“Perlu saya ingatkan, tahun 2018 sudah masuk tahun politik, ada pilkada, ada tahapan pileg, ada tahapan pilpres sudah masuk. Oleh karena itu, sekali lagi, jangan melakukan hal yang menimbulkan kegaduhan, menimbulkan kontroversi. Kita bekerja saja sudah,” ujarnya pada wartawan kompas (2/10/17)
Dari pesan tersebut presiden sadar betul bahwa ada potensi campur tangan pihak-pihak yang memanfaatkan kegaduhan untuk kepentingan politik. Mengingat tahun pilkada dan pileg diselenggarakan tahun 2018, serta beberapa tahapan pilpres untuk tahun 2019.