Berinvestasi tidak selamanya menguntungkan. Dalam berinvestasi kita pasti akan mengalami kerugian. Kerugian dalam berinvestasi bisa di sebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah maraknya perusahaan investasi bodong. Kini sudah banyak masyarakat yang terjebak kedalam investasi bodong. Mereka yang terjebak kedalam investasi bodong karena tergiur dengan keuntungan besar yang di janjikan. Biasanya penipuan sering menggunakan Modus investasi ala Speedline adalah menawarkan beragam paket investasi yang memberikan jaminan keuntungan sebesar 3% per hari.

bagi seorang trader yang sudah profesional tentu ditawarkan keuntungan yang tinggi dalam waktu singkat tidak akan membuatnya percaya. Tapi bagi investor yang masih pemula tentu diberikan keuntungan yang tinggi akan tergiur sehingga masuk kedalam jurang investasi Bodong. Terkadang ada juga Modus investasi yang menjamin keuntungan besar tanpa kegiatan yang jelas seperti itu sebenarnya adalah MONEY GAME. Jadi uang yang disetor member baru digunakan untuk membayar bonus bagi member lama. Oleh sebab itu ada baiknya kita mengenal jenis investasi berkedok penipuan.

Ciri-Ciri Penipuan Berkedok Investasi Menguntungkan

• Menawarkan Keuntungan Yang tinggi

Biasanya perusahaan penipu dalam investasi akan menawarkan keuntungan yang tinggi untuk merayu korbannya. Apalagi banyak orang yang tergiur akibat ingin langsung kaya dengan cara yang singkat Dari dulu sampai sekarang modus penipuan bisnis investasi hanya satu yang utama, yaitu menawarkan bunga tinggi kepada nasabah.

• Terlalu Banyak Mencari Anggota

Biasanya penipun berkedok money game mewajibkan korbannya untuk mencari korban lain (member get member). Investasi ini membutuhkan member yang banyak agar rencana penipuannya dapat berhasil.

• Menggunakan testimonial

Biasanya mereka adalah member lama yang sudah merasakan manfaat money game tersebut. Bahkan para member lama ini biasanya militan. Sehingga membuat testimoni seakan akan telah berhasil setelah bergabung kedalam investasi tersebut sehingga semakin membuat banyak yang percaya