Selama beberapa pekan ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus melakukan Audiensi dengan PT Freeport Indonesia. Hal tersebut terkait kelanjutan Freeport di tanah Papua. Belum lama ini Kementerian ESDM melakukan pertemuan dengan masyarakat Papua dari Suku Amungme dan Suku Kamoro.
Kedua suku adat tersebut adalah yang terkena dampak dari kegiatan tambang yang dilakukan oleh Freeport. Masyarakat Adat tersebut meminta agar pemerintah tidak lagi memberikan keleluasaan untuk perusahaan tersebut dalam menambah, dan meminta agar pemerinah segera menutup Freeport. Sebab banyak masyarakat yang mengalami kerugian akibat adanya pertambangan yang dilakukan Freeport, terutama untuk masyarakat adat sekitar.
salah seorang perwakilan Suku Kamoro di Kantor Kementerian ESDM, Marianus Maknaipeku mengatakan bahwa, “Kami segenap warga masyarakat alangkah bagusnya jika Freeport ditutup, Karena kami telah menyesal dengan apa yang kami berikan kepada Freeport,”ucapnya.
Sudah hampir 50 tahun Freeport ada di Tanah Papua, namun masyarakat sekitar tidak mendapatkan kesejahtraan. Justru masyarakat hanya mendapatkan limbah tailing dari kegiatan pertambangan Freeport. Kami masyarakat adat sangat menyesal sekali dengan apa yang terjadi. Gejolak yang terjadi ini, bahkan kami di daerah yang terkena dampak langsung.”tambahnya”
Suku Kamoro dan Suku Amungme adalah korban dari keganasan freeport. Diharapkan setelah pertemuan ini, pemerintah bisa mengambil langkah tegas terkait perpanjangan freeport di papua